Bahan Ajar Kelas VIII SMP
Kasih
(Matius 5 & 22, 1 Yohanes 2, Roma 13)
Pelajaran 1
Pendahuluan: 1 Korintus 13:2 mengatakan kepada kita bahwa sekalipun kita memiliki karunia bernubuat, tetapi tidak mengasihi, kita sama sekali tidak ada apa-apanya! Sangat sesuai memulai seri pelajaran baru mengenai Kehidupan Kristiani dengan mempelajari kasih. Mari kita selami Alkitab dan melihat bagaimana kita yang bukan apa-apa menjadi punya arti dengan mengasihi!
I. Bergaul Dengan Kasih
A. Baca Matius 22:34-36. Jika Anda diajukan pertanyaan ini, apakah jawaban Anda? Apakah Anda akan mengemukakan bahwa semuanya adalah sama penting?
1. Menurut Anda bagaimanakah orang-orang Farisi akan menjawab pertanyaan mereka sendiri?
B. Baca Matius 22:37-40. Apakah Yesus memberikan mereka satu atau dua perintah?
1. Dapatkah jawaban Yesus lebih jauh lagi disimpulkan menjadi ìmengasihi siapa saja? Atau, adakah perbedaan besar antara mengasihi dengan segenap hatimu, jiwa dan akal budi, dan mengasihi seperti engkau mengasihi dirimu sendiri?
2. Apakah menurut Anda hal ini memberi kesan suatu perintah yang penuh tanda tanya – bagaimana mungkin Anda memerintah seseorang untuk mengasihi?
3. Renungkan mengenai Sepuluh Hukum. Yang terbagi antara kewajiban kita kepada Allah dan kewajiban kita kepada manusia. Apakah ini caranya kita menurut perintah penuh tanda tanya untuk mengasihi, dengan menuruti tuntutan-tuntutan Jangan?
a. Sebagai contoh, kalau saya mempunyai misi untuk mengasihi tetangga saya yang berbulu, berkeringat, dan pemalas, saya bertekad untuk tidak menginginkan anjingnya, istri atau rumahnya, bukan?
b. Dan kalau dia juga membalas dengan tidak menginginkan anjing saya, istri atau rumah saya, bukankah kami melakukan dengan sempurna sesuai dengan sepuluh hukum dan kami ìmengasihiî satu sama lain?
4. Baca 1 Yohanes 2:3-6. Apakah yang ayat ini ajarkan kepada kita mengenai penurutan dan kasih? (Dikatakan bila menurut, maka kasih Allah digenapi di dalam kita.)
5. Baca Markus 7:21-22. Tunggu dulu, saya pikir kita baru saja mempelajari jika kita memelihara hukum, maka kasih akan mengikuti? Bagaimana mungkin ayat ini mengatakan bahwa semua hal-hal buruk ini datangnya dari pikiran-pikiran kita? Apakah kasih datang dari luar ke dalam, atau dari dalam keluar?
a. Kalau Anda menjawab dari dalam keluar, (saya perkirakan hampir semua menjawab demikian) bagaimanakah saya mengasihi tetangga saya yang berbulu, berkeringat, dan pemalas? Tidak menginginkan barang-barang kepunyaannya adalah mudah, tetapi menunjukkan rasa kasih kepadanya adalah sesuatu yang jauh berbeda.
C. Baca 1 Petrus 1:22. Ayat ini mengatakan kepada kita untuk mengasihi satu sama lain dengan segenap hati. Pasti suatu tantangan! Bagaimanakah ayat ini menyarankan kita untuk melakukan persiapan menghadapi tantangan ini? (Dikatakan kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas.)
1. Bagaimanakah pekerjaan saya mempersiapkan saya untuk mengasihi? (Ini adalah pemikiran yang sangat menarik dan bertentangan: penurutan kepada Allah mempersiapkan kita untuk dapat mengasihi tetangga kita yang berbulu, berkeringat, dan pemalas!)
D. Baca 1 Petrus 1:23. Mengapa kalimat ini mengikuti perintah untuk mengasihi dengan segenap hati? (Intinya adalah dengan hidup baru, berjalan sesuai kehendak Allah, memberikan kita kesanggupan untuk mengasihi tetangga-tetangga kita.)
1. Ini pasti mengartikan bahwa Allah melakukan sesuatu bagi kita yang menyebabkan perubahan sikap ini. Mari kita lihat yang berikut ini.
II. Allah Begitu Mengasihi
C. Baca Kejadian 2:18-22. Dari membaca ayat-ayat ini, menurut Anda bagaimanakah sikap Allah terhadap Adam? (Allah memberikan kesempurnaan bagi Adam. Allah menugaskan Adam untuk menamai hewan-hewan. Allah khawatir Adam kesepian.)
D. Baca Keluaran 20:8-11. Apa yang dinyatakan disini mengenai sikap Allah terhadap kita? (Allah memberikan kita istirahat – bahkan mereka yang adalah hamba-hamba dan orang-orang asing.)
E. Baca Yohanes 3:16-18. Apakah bukti terbesar yang menunjukkan kasih Allah terhadap kita? (Ia meninggalkan kemuliaanNya dan hidupNya untuk menganugerahkan kepada kita pemberian hidup dan kemuliaan. Ia lebih baik menjadi yang terhukum daripada datang dan menghukum kita.)
F. Sewaktu Anda merenungkan apa yang Allah buat bagi manusia, apakah semuanya ini menciptakan kasihNya atau kasihnya menciptakan semua yang Ia kerjakan?
1. Bagaimana dengan kita? Apa yang Allah lakukan bagi kita menciptakan kasih terhadap Allah?
a. Kalau begitu, dapatkan kita mengatakan kalau tetangga kita mulai mengasihi kita maka kita akan mengasihi tetangga kita?
G. Baca Ulangan 6:4-7. Ketika Allah mengatakan hukum-hukumNya harus berada di dalam hati kita, apakah yang Ia maksudkan? (Kita tidak dapat sungguh-sungguh menurut Tuhan kecuali kita mengasihi Dia.)
1. Mengapa? Mengapa kita tidak dapat hanya menurut? (Didalam 1 Petrus 1:22 dikatakan penurutan menolong kita untuk mengasihi. Yesus mengajarkan di dalam Markus 7:20 bahwa perbuatan kita memantulkan sikap kita. Kalau kita memiliki hati yang mengasihi Allah, maka kita akan menurut Dia. Itulah sebabnya Hukum (Matius 22:36-38) bergantung pada kasih kepada Allah.)
H. Jujurlah, apakah Anda merasa kalau Anda benar-besar mengasihi Allah? Selama beberapa dekade saya mempunyai problema dalam hal ini. Saya tahu apa artinya mengasihi ketika saya masih anak-anak karena keluarga saya dan ketika saya dewasa saya juga tahu karena istri dan anak-anak saya. Apa yang saya rasakan terhadap Allah adalah lebih kepada rasa hormat – bukan perasaan yang saya miliki terhadap keluarga saya. Keadaan mulai berubah bagi saya ketika saya menyadari bagaimana saya membohongi diri saya dengan keberdosaan saya. Ketika saya berhadapan muka dengan muka dengan diri saya yang berdosa, ketika saya menyadari bagaimana Allah tetap mengasihi dan mengampuni saya, itu memberikan saya hati yang berterima kasih. Ketika saya menyadari kebaikan Allah yang begitu besar kepada saya dalam hal-hal kecil kehidupan saya, itu merubah saya. Hati batu saya menjadi hati yang bersyukur dan mengasihi!
III. Mengasihi Tetangga Kita?
A. Baca Matius 5:43-48. Sekarang Yesus menjadi keterlaluan, bukan? Kita harus lebih daripada mengasihi tetangga yang berbulu, berkeringat, pemalas tetapi juga mengasihi mereka yang menganiaya kita. Anggap saja kita bukan orang-orang yang cinta diri, bagaimana mungkin kita mengasihi seseorang yang menyakiti kita?
1. Lihat lagi Matius 5:45 karena itu memberikan kita contoh bagaimana Allah ìmengasihiî yang jahat. Ketika Anda mempertimbangkan contoh ini, apakah Allah meminta kita untuk menunjukkan kasih kepada musuh-musuh kita? (Dua hal. Pertama, kata Yunani yang digunakan untuk kasih bagi musuh adalah yang berarti kasih sosial atau moral bukan kasih sayang. Kedua, contoh Allah mengasihi adalah memperlakukan musuh-musuhNya sama seperti orang yang lainnya.)
B. Baca Roma 12:17-21. Bagaimanakah ini mengartikan mengasihi musuh-musuh kita?
1. Apakah ini berarti kita harus menghilangkan dendam dari hati kita? (Kalau Allah menjanjikan pembalasan, maka hal itu jangan dikeluarkan dari konteks. Itu terlarang bagi kita.)
a. Apa artinya menaruh tumpukan bara api? Bagi saya kedengarannya seperti kasih sayang!
C. Beberapa tahun yang lalu saya mulai mempelajari agama-agama lain supaya saya memiliki dasar ilmiah untuk mengatakan bahwa Kekristenan adalah satu-satunya, agama yang benar. Pembelajaran itu termasuk membaca tulisan-tulisan Dalai Lama. Saya terperanjat sewaktu menemukan bahwa Dalai Lama mengajarkan bagaimana memperlakukan orang lain yang sejalan dengan ajaran-ajaran Yesus dalam Matius 5. Dalai Lama menanyakan: Ada berapa banyak musuh-musuh sejati yang Anda miliki? Berapa banyak orang yang sungguh-sungguh menganiaya Anda? Kalau Anda seorang normal, jawabannya adalah sangat sedikit. Yang sedikit ini menyatakan ada kesempatan besar untuk memperbaiki karakter Anda. Anggaplah itu sebagai berkat.
D. Baca 2 Korintus 5:14-16. Dalai Lama, sama seperti hampir semua agama-agama palsu, mengajarkan amal perbuatan. Tujuannya bagi Anda untuk mengasihi musuh-musuh Anda adalah untuk memperbaiki karakter. Apakah tujuan orang Kristen dalam mengasihi musuhnya? (Karena Allah mengasihi kita terlebih dahulu – Ia mati untuk kita walaupun kita masih menjadi musuhNya! Baca Roma 5:10.)
E. Sahabat, kalau bukan karena Yesus Anda akan mati. Anda tidak akan memiliki harapan, tanpa masa depan. Ketika orang yang Anda kasihi meninggal, Anda tidak akan pernah melihat mereka lagi. Anda mengetahui betapa jahatnya diri Anda (kalau Anda tidak menyadari hal ini, Anda menipu diri sendiri), dan Anda mengetahui bahwa Yesus mengampuni Anda dan menghapus dosa-dosa Anda. Dengan semua kenyataan ini, bagaimana Anda harus bertindak selain mengasihi Allah? Bagaimana mungkin Anda tidak bersikap adil dan sepantasnya kepada orang-orang disekitar Anda – termasuk mereka yang bermaksud mencelakakan Anda? Kalau Anda tidak merasakan kasih terhadap Allah, saya mengundang Anda untuk bertobat sekarang juga dan meminta Yesus untuk masuk ke dalam hidup Anda.
(Matius 5 & 22, 1 Yohanes 2, Roma 13)
Pelajaran 1
Pendahuluan: 1 Korintus 13:2 mengatakan kepada kita bahwa sekalipun kita memiliki karunia bernubuat, tetapi tidak mengasihi, kita sama sekali tidak ada apa-apanya! Sangat sesuai memulai seri pelajaran baru mengenai Kehidupan Kristiani dengan mempelajari kasih. Mari kita selami Alkitab dan melihat bagaimana kita yang bukan apa-apa menjadi punya arti dengan mengasihi!
I. Bergaul Dengan Kasih
A. Baca Matius 22:34-36. Jika Anda diajukan pertanyaan ini, apakah jawaban Anda? Apakah Anda akan mengemukakan bahwa semuanya adalah sama penting?
1. Menurut Anda bagaimanakah orang-orang Farisi akan menjawab pertanyaan mereka sendiri?
B. Baca Matius 22:37-40. Apakah Yesus memberikan mereka satu atau dua perintah?
1. Dapatkah jawaban Yesus lebih jauh lagi disimpulkan menjadi ìmengasihi siapa saja? Atau, adakah perbedaan besar antara mengasihi dengan segenap hatimu, jiwa dan akal budi, dan mengasihi seperti engkau mengasihi dirimu sendiri?
2. Apakah menurut Anda hal ini memberi kesan suatu perintah yang penuh tanda tanya – bagaimana mungkin Anda memerintah seseorang untuk mengasihi?
3. Renungkan mengenai Sepuluh Hukum. Yang terbagi antara kewajiban kita kepada Allah dan kewajiban kita kepada manusia. Apakah ini caranya kita menurut perintah penuh tanda tanya untuk mengasihi, dengan menuruti tuntutan-tuntutan Jangan?
a. Sebagai contoh, kalau saya mempunyai misi untuk mengasihi tetangga saya yang berbulu, berkeringat, dan pemalas, saya bertekad untuk tidak menginginkan anjingnya, istri atau rumahnya, bukan?
b. Dan kalau dia juga membalas dengan tidak menginginkan anjing saya, istri atau rumah saya, bukankah kami melakukan dengan sempurna sesuai dengan sepuluh hukum dan kami ìmengasihiî satu sama lain?
4. Baca 1 Yohanes 2:3-6. Apakah yang ayat ini ajarkan kepada kita mengenai penurutan dan kasih? (Dikatakan bila menurut, maka kasih Allah digenapi di dalam kita.)
5. Baca Markus 7:21-22. Tunggu dulu, saya pikir kita baru saja mempelajari jika kita memelihara hukum, maka kasih akan mengikuti? Bagaimana mungkin ayat ini mengatakan bahwa semua hal-hal buruk ini datangnya dari pikiran-pikiran kita? Apakah kasih datang dari luar ke dalam, atau dari dalam keluar?
a. Kalau Anda menjawab dari dalam keluar, (saya perkirakan hampir semua menjawab demikian) bagaimanakah saya mengasihi tetangga saya yang berbulu, berkeringat, dan pemalas? Tidak menginginkan barang-barang kepunyaannya adalah mudah, tetapi menunjukkan rasa kasih kepadanya adalah sesuatu yang jauh berbeda.
C. Baca 1 Petrus 1:22. Ayat ini mengatakan kepada kita untuk mengasihi satu sama lain dengan segenap hati. Pasti suatu tantangan! Bagaimanakah ayat ini menyarankan kita untuk melakukan persiapan menghadapi tantangan ini? (Dikatakan kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas.)
1. Bagaimanakah pekerjaan saya mempersiapkan saya untuk mengasihi? (Ini adalah pemikiran yang sangat menarik dan bertentangan: penurutan kepada Allah mempersiapkan kita untuk dapat mengasihi tetangga kita yang berbulu, berkeringat, dan pemalas!)
D. Baca 1 Petrus 1:23. Mengapa kalimat ini mengikuti perintah untuk mengasihi dengan segenap hati? (Intinya adalah dengan hidup baru, berjalan sesuai kehendak Allah, memberikan kita kesanggupan untuk mengasihi tetangga-tetangga kita.)
1. Ini pasti mengartikan bahwa Allah melakukan sesuatu bagi kita yang menyebabkan perubahan sikap ini. Mari kita lihat yang berikut ini.
II. Allah Begitu Mengasihi
C. Baca Kejadian 2:18-22. Dari membaca ayat-ayat ini, menurut Anda bagaimanakah sikap Allah terhadap Adam? (Allah memberikan kesempurnaan bagi Adam. Allah menugaskan Adam untuk menamai hewan-hewan. Allah khawatir Adam kesepian.)
D. Baca Keluaran 20:8-11. Apa yang dinyatakan disini mengenai sikap Allah terhadap kita? (Allah memberikan kita istirahat – bahkan mereka yang adalah hamba-hamba dan orang-orang asing.)
E. Baca Yohanes 3:16-18. Apakah bukti terbesar yang menunjukkan kasih Allah terhadap kita? (Ia meninggalkan kemuliaanNya dan hidupNya untuk menganugerahkan kepada kita pemberian hidup dan kemuliaan. Ia lebih baik menjadi yang terhukum daripada datang dan menghukum kita.)
F. Sewaktu Anda merenungkan apa yang Allah buat bagi manusia, apakah semuanya ini menciptakan kasihNya atau kasihnya menciptakan semua yang Ia kerjakan?
1. Bagaimana dengan kita? Apa yang Allah lakukan bagi kita menciptakan kasih terhadap Allah?
a. Kalau begitu, dapatkan kita mengatakan kalau tetangga kita mulai mengasihi kita maka kita akan mengasihi tetangga kita?
G. Baca Ulangan 6:4-7. Ketika Allah mengatakan hukum-hukumNya harus berada di dalam hati kita, apakah yang Ia maksudkan? (Kita tidak dapat sungguh-sungguh menurut Tuhan kecuali kita mengasihi Dia.)
1. Mengapa? Mengapa kita tidak dapat hanya menurut? (Didalam 1 Petrus 1:22 dikatakan penurutan menolong kita untuk mengasihi. Yesus mengajarkan di dalam Markus 7:20 bahwa perbuatan kita memantulkan sikap kita. Kalau kita memiliki hati yang mengasihi Allah, maka kita akan menurut Dia. Itulah sebabnya Hukum (Matius 22:36-38) bergantung pada kasih kepada Allah.)
H. Jujurlah, apakah Anda merasa kalau Anda benar-besar mengasihi Allah? Selama beberapa dekade saya mempunyai problema dalam hal ini. Saya tahu apa artinya mengasihi ketika saya masih anak-anak karena keluarga saya dan ketika saya dewasa saya juga tahu karena istri dan anak-anak saya. Apa yang saya rasakan terhadap Allah adalah lebih kepada rasa hormat – bukan perasaan yang saya miliki terhadap keluarga saya. Keadaan mulai berubah bagi saya ketika saya menyadari bagaimana saya membohongi diri saya dengan keberdosaan saya. Ketika saya berhadapan muka dengan muka dengan diri saya yang berdosa, ketika saya menyadari bagaimana Allah tetap mengasihi dan mengampuni saya, itu memberikan saya hati yang berterima kasih. Ketika saya menyadari kebaikan Allah yang begitu besar kepada saya dalam hal-hal kecil kehidupan saya, itu merubah saya. Hati batu saya menjadi hati yang bersyukur dan mengasihi!
III. Mengasihi Tetangga Kita?
A. Baca Matius 5:43-48. Sekarang Yesus menjadi keterlaluan, bukan? Kita harus lebih daripada mengasihi tetangga yang berbulu, berkeringat, pemalas tetapi juga mengasihi mereka yang menganiaya kita. Anggap saja kita bukan orang-orang yang cinta diri, bagaimana mungkin kita mengasihi seseorang yang menyakiti kita?
1. Lihat lagi Matius 5:45 karena itu memberikan kita contoh bagaimana Allah ìmengasihiî yang jahat. Ketika Anda mempertimbangkan contoh ini, apakah Allah meminta kita untuk menunjukkan kasih kepada musuh-musuh kita? (Dua hal. Pertama, kata Yunani yang digunakan untuk kasih bagi musuh adalah yang berarti kasih sosial atau moral bukan kasih sayang. Kedua, contoh Allah mengasihi adalah memperlakukan musuh-musuhNya sama seperti orang yang lainnya.)
B. Baca Roma 12:17-21. Bagaimanakah ini mengartikan mengasihi musuh-musuh kita?
1. Apakah ini berarti kita harus menghilangkan dendam dari hati kita? (Kalau Allah menjanjikan pembalasan, maka hal itu jangan dikeluarkan dari konteks. Itu terlarang bagi kita.)
a. Apa artinya menaruh tumpukan bara api? Bagi saya kedengarannya seperti kasih sayang!
C. Beberapa tahun yang lalu saya mulai mempelajari agama-agama lain supaya saya memiliki dasar ilmiah untuk mengatakan bahwa Kekristenan adalah satu-satunya, agama yang benar. Pembelajaran itu termasuk membaca tulisan-tulisan Dalai Lama. Saya terperanjat sewaktu menemukan bahwa Dalai Lama mengajarkan bagaimana memperlakukan orang lain yang sejalan dengan ajaran-ajaran Yesus dalam Matius 5. Dalai Lama menanyakan: Ada berapa banyak musuh-musuh sejati yang Anda miliki? Berapa banyak orang yang sungguh-sungguh menganiaya Anda? Kalau Anda seorang normal, jawabannya adalah sangat sedikit. Yang sedikit ini menyatakan ada kesempatan besar untuk memperbaiki karakter Anda. Anggaplah itu sebagai berkat.
D. Baca 2 Korintus 5:14-16. Dalai Lama, sama seperti hampir semua agama-agama palsu, mengajarkan amal perbuatan. Tujuannya bagi Anda untuk mengasihi musuh-musuh Anda adalah untuk memperbaiki karakter. Apakah tujuan orang Kristen dalam mengasihi musuhnya? (Karena Allah mengasihi kita terlebih dahulu – Ia mati untuk kita walaupun kita masih menjadi musuhNya! Baca Roma 5:10.)
E. Sahabat, kalau bukan karena Yesus Anda akan mati. Anda tidak akan memiliki harapan, tanpa masa depan. Ketika orang yang Anda kasihi meninggal, Anda tidak akan pernah melihat mereka lagi. Anda mengetahui betapa jahatnya diri Anda (kalau Anda tidak menyadari hal ini, Anda menipu diri sendiri), dan Anda mengetahui bahwa Yesus mengampuni Anda dan menghapus dosa-dosa Anda. Dengan semua kenyataan ini, bagaimana Anda harus bertindak selain mengasihi Allah? Bagaimana mungkin Anda tidak bersikap adil dan sepantasnya kepada orang-orang disekitar Anda – termasuk mereka yang bermaksud mencelakakan Anda? Kalau Anda tidak merasakan kasih terhadap Allah, saya mengundang Anda untuk bertobat sekarang juga dan meminta Yesus untuk masuk ke dalam hidup Anda.